Friday, April 25, 2008

dpr lembaga yang terhormat

whoa! satu lagi alasan brilian dari para anggota dewan yang terhormat untuk menolak kantornya dioprek2 kpk.

hahaha... pak, pak, mbok ya situ sekali2 sadar, eling, sober, or whatever the term is... secara lembaga sih mestinya dpr memang menjadi lembaga terhormat yang menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat. eh tapi coba diingat2 lagi pak, itu artinya tidak sama lho dengan menampung dan menyalurkan uang rakyat untuk modal belanja istri2 bapak2 anggota lembaga yang terhormat.

anyways (duh, saya selalu kesusahan mencari padanan kata anyways dalam bahasa indonesia)... itu kan kalau bicara tentang seharusnya secara lembaga, tapi kan belum tentu juga dooong orang2 di dalamnya dijamin berkelakuan secara terhormat, meskipun seharusnya sih begitu ya...

yaaah gak usah lah kita bicara soal perilaku menyimpang yang sepertinya cukup banyak diderita anggota lembaga yang terhormat itu, seperti kecintaan yang berlebihan terhadap uang atau terhadap pelacur (tadinya sih saya mau menyebut perempuan, tapi mengingat kelakuan mereka yang konon katanya hobi mencari wanita penghibur, a.k.a pelacur, terutama saat 'studi banding' di luar negeri, jadi rasa2nya pilihan kata itu yang paling tepat mewakili)... kita coba bicara soal pekerjaan mereka saja, siapa tahu ada yang memang benar2 terhormat adanya...

hmmmm... setelah berpikir beberapa menit dengan tingkat konsentrasi yang cukup tinggi, ternyata saya belum berhasil mendapatkan hal2 positif dari mereka. yang bermunculan di kepala malah berbagai cerita yang pernah saya dengar saat anggota2 itu mengadakan kunjungan yang terhormat di berbagai penjuru dunia. dan dari berbagai cerita itu, bisa ditarik kesimpulan yang sama dari tiap kunjungan mereka, yaitu malu2in!! waduh, waduh, kalau sudah begini bagaimana mau dibilang terhormat, pak?

kadang sempat juga terlintas ide di kepala, lucu juga kali ya kalau cerita2 dari berbagai penjuru dunia itu dikumpulkan dan dituangkan dalam sebuah buku berjudul 'mati ketawa ala senayan'... eh jangan deh, sepertinya lebih cocok kalau diberi judul 'mati geli ala senayan'... hahaha.

duh, maaf ya pak, bukan maksud saya melecehkan lembaga yang terhormat tempat bapak2 bekerja. saya akui lembaganya terhormat kok pak, sumpah pak!!! yang tidak terhormat cuma bapak2 kok...

Sunday, April 20, 2008

it's a man's, man's world out there, still

yup, sepertinya masih harus diakui bahwa kehidupan di luar sana masih didominasi oleh kaum adam. bahkan untuk dunia per-blog-an sekalipun.

kenapa saya bisa bilang begitu? mungkin saya saja yang membuat kesimpulan terlalu awal dan hanya berdasarkan pengalaman pribadi. dari beberapa komentar yang masuk ke blog ini dan blog lama, baik di kolom comment maupun shoutbox, beberapa kali saya mendapati pengunjung yang menyapa saya dengan sebutan 'mas' atau 'oom'.

hehe, sebetulnya saya tidak terlalu mempermasalahkan sapaan2 itu. buat saya sah2 saja mereka menyapa dengan sebutan2 itu, karena memang dalam blog2 itu tidak pernah secara spesifik tercermin jenis kelamin si penulis. bahkan saya berterima kasih pada mereka yang sudi meluangkan waktunya untuk membaca beberapa entry di blog saya dan meninggalkan komentar yang bersahabat (baca: komentar bersahabat tidak melulu harus bersifat memuji, tapi paling tidak komentar tersebut tidak berisi cercaan dan sindiran yang tidak mengenakkan hati).

yang kemudian menjadi pertanyaan saya adalah apa yang membuat para pengunjung itu berasumsi bahwa pemilik sekaligus penulis blog2 itu adalah seorang laki2? atau, mengapa asumsi pertama yang muncul dalam benak pengunjung adalah bahwa si penulis blog adalah kaum adam?

hehehe... sebuah pertanyaan tidak penting yang ternyata cukup mengusik pikiran saya ;D

Monday, April 14, 2008

terasa lama...

akhir juni terasa masih sangat jauh dari penglihatan. gak sabar banget rasanya menunggu hari terakhir di bulan keenam itu. hari kebebasan.

hmmm, sebetulnya saya sama sekali tidak bermaksud mengeluhkan apa yang sedang saya kerjakan 1,5 bulan belakangan hingga akhir juni ini. bukan pekerjaan yang terlalu sulit, hanya saja saya agak salah strategi ketika memulainya. akibatnya, saat ini saya merasa tidak nyaman menjalani rutinitas harian hingga ikatan kontrak berakhir.

tapi sekarang saya mulai belajar legowo untuk tetap berangkat ke tempat kerja setiap hari, meskipun sebetulnya saya tidak punya kewajiban melakukan itu. tidak ada salahnya juga dijalankan.

kadang saya berpikir, apa sebetulnya yang membuat saya enggan datang dan bekerja di kantor itu. toh pekerjaan yang harus dilakukan bukan pekerjaan yang sulit. relatif mudah dan tidak terlalu menguras energi, apalagi emosi. padahal, di kantor lama dulu saya jarang merasa seenggan itu, meskipun saya benci sekali dengan pekerjaannya.

pikir punya pikir, akhirnya saya tiba pada sebuah kesimpulan: mungkin saya tidak merasa kantor itu sebagai kantor saya. saya tidak merasa kantor itu sebagai rumah kedua saya, tempat dimana saya harus menghabiskan 1/3 hidup saya setiap 24 jam. saya tidak merasa nyaman di sana. kembali lagi, mungkin ketidaknyamanan itu muncul karena saya tidak merasa kantor itu sebagai kantor saya.

selain itu, mungkin saya tidak lagi mempunyai kegiatan penyeimbang rutinitas pekerjaan saya sehari2 (baca: kumpul bareng teman2 kantor untuk berhaha-hihi saat makan pagi dan makan siang, bahkan saat nongkrong sepulang kantor).

dan saya kehilangan dua hal penting itu di tempat kerja saat ini.

Monday, April 07, 2008

Reliance relocation

Moving my stuff from one room to another one is already a problem for me, let alone from one house to another. Been there, done that. It's a really time consuming and tiring activity, but you can't avoid it sometimes.

Aftering experiencing a few hectic moments relocating stuff from my old place to a new one, just now I find an interesting service offered by reliance relocation. Apparently the company is quite expert in moving know-how. From its website we can also get a free moving quote estimating how much you need to pay to move from one place to another.