Wednesday, September 19, 2007

mohon maaf

sebelumnya (atau mestinya sesudahnya?), saya mau minta maaf kepada pekerja, pemilik, pemegang saham, atau apa pun status dari toko kue yang pernah saya tulis di blog ini. tepatnya entry tanggal 13 agustus 2007.

ternyata cukup banyak orang yang mengetik nama toko kue tersebut di google yang kemudian sampai di halaman blog ini.

sama sekali tidak ada maksud menjelek2an, karena emang bener ada kecoanya kok. anggap aja kritik membangun yang berpotensi menjatuhkan, just like two sides of a coin :D

sekali lagi, maap yaaa...

Wednesday, September 12, 2007

kebodohan yang brutal

coba simak cuplikan berita di bawah ini:

"Metrotvnews.com, Jakarta: Rapat Paripurna DPRD Jakarta kemarin mensahkan Peraturan Daerah (Perda) Ketertiban Umum (KU) Provinsi DKI Jakarta. Larangan bagi warga untuk tinggal di kolong tol juga menjadi salah satu isi perda tersebut.

Perda baru itu juga melarang warga berdagang di kaki lima. Warga yang melanggar akan dikenai sanksi denda Rp 50 juta atau enam bulan kurungan. Tidak hanya itu. Sanksi denda juga akan dikenakan bagi pembeli yang bertransaksi di daerah terlarang.

Sanksi serupa juga diberikan kepada pengamen, gelandangan serta pengemis yang sifatnya mengganggu ketertiban umum. Larangan tersebut berlaku terutama di lokasi atau tempat umum, seperti di perempatan jalan, stasiun, terminal, pelabuhan, pasar, pusat perbelanjaan dan lokasi strategis lainnya. Yang dikenai denda bukan hanya pengamen dan pengemis, juga warga yang memberikan uang kepada mereka."

***

benar2 sebuah kebodohan yang sangat brutal, menurut saya. mbok ya kalau berani melarang ya berani memberi solusi juga gitu lho.

kalau untuk larangan tinggal di kolong tol, saya masih bisa mengerti karena itu memang cukup riskan dan berbahaya. lagipula, toh sudah diusahakan solusinya dengan membangun rusun yang bisa disewa oleh warga, terlepas dari pro-kontra mengenai masalah itu. yang penting masih ada usaha untuk menawarkan solusi.

nah, kalau untuk larangan berjualan kaki lima dan larangan mengemis, mengamen, bahkan memberi uang kepada mereka, saya benar2 tidak mengerti.

atau jangan2 dprd sudah punya solusinya ya, yaitu dengan merelakan setengah dari gaji, tunjangan, dan berbagai fasilitas yang mereka dapat setiap bulannya untuk dipotong dan dikelola sehingga dapat membuka lapangan kerja baru bagi para pengamen dan pengemis itu. wah betapa mulianya hati para bapak dan ibu anggota dprd yang terhormat itu.

kalau begitu adanya, saya tidak jadi menganggap mereka memiliki tingkat kebodohan dengan level brutal.

Friday, September 07, 2007

rekonstruksi cita2

malam ini saya sedikit gamang. mungkin itu juga yang membuat saya menjadi susah tidur malam ini. padahal sudah beberapa minggu belakangan saya mulai membiasakan tidur tertib sebelum tengah malam.

lagi2 masalah pekerjaan yang membuat saya gelisah. tapi kali ini bukan pekerjaan lama saya. saat ini saya sedang mencoba kehidupan dunia lain dengan menerima tawaran untuk membantu seorang teman yang sedang mengerjakan proyek psa.

semoga kegamangan ini hanya terjadi karena saya benar2 baru di dunia itu. semoga saya tidak planga-plongo terlalu lama. karena setelah membaca mundur blog ini, entry pada tanggal 19 februari dan 25 maret 2007 mengingatkan saya untuk segera menyusun strategi dan membangun ulang cita2 saya, sambil bersiap menghadapi masalah2 baru di depannya.

hmmm, capek. masalah mulu. bener juga ternyata, easy never comes to grownups' life.

Monday, September 03, 2007

pecahan 10.000 dan 100.000

sebetulnya ide siapa sih itu membuat warna untuk uang kertas 10.000 mirip2 dengan 100.000?

jangan2 itu yang ngasih ide dan yang menyetujui ide sama2 buta warna tapi sama2 gengsi untuk mengakui kalau mereka buta warna. jadi deh dua2nya sama2 bilang,"wah iya, itu warnanya keliatan beda banget kok ya dibilang hampir sama. buta warna kali tuh yang bilang sama!".