Saturday, January 12, 2008

penyedih vs penakut

kalau bisa memilih, mungkin saya lebih senang menjadi orang yang mudah sedih atau terharu dibanding menjadi seorang penakut. karena sepertinya lebih menguntungkan menjadi seorang penyedih dibanding penakut.

orang yang mudah sedih atau terharu terkesan sebagai orang yang mudah tersentuh hati dan perasaannya. dan sepertinya hal itu dipandang lebih mulia dibanding orang yang mudah takut, meskipun takut juga sesuatu yang melibatkan hati dan perasaan.

coba bandingkan percakapan2 berikut ini...

obrolan x-y
x: nonton film ini yuk?
y: gak deh, takut gue. filmnya horor gitu.
x: ah payah lo, gitu aja takut.
y: ya mau gimana lagi, emang gw takut.
x: itu kan cuma perasaan lo aja, gak usah dipikirin.
y: (pala lo ga usah dipikirin!!!)

obrolan x-z
x: nonton film ini yuk?
z: gak deh, gw takut nangis. filmnya sedih.
x: iya sih emang filmnya agak mengharukan. gak papa kok.
z: tapi gw gampang banget sedih.
x: ya wajarlah, berarti lo masih punya perasaan.
z: :)

terlihat kan bagaimana perbedaan reaksi yang muncul? si penyedih mendapat tanggapan yang lebih simpatik ketika menunjukkan rasa sedihnya, sedangkan si penakut kurang beruntung dan tidak mendapatkan tanggapan yang sama ketika memperlihatkan rasa takutnya.

si penyedih mungkin merasa capek hati kalau terlalu sering melihat atau mengalami hal yang menyedihkan. tapi jangan salah, si penakut juga sering merasa capek hati dan pikirin saat tanpa diundang pikiran2 seram datang mengganggu. ia harus sekuat tenaga memikirkan hal2 lain yang lebih cerah dan menyenangkan untuk mengalihkan pikiran tak diundang tadi. dan itu sangat melelahkan.

yah, semoga ke depannya si penakut bisa mendapat tanggapan yang lebih simpatik atas sifat penakut yang tak pernah diinginkannya itu.

0 comments: